Faktor Penyebab anak menjadi Tomboy. Mengapa sikecil yang seharusnya lembut dan manis malah punya tingkah laku seperti anak laki-laki ? Memang tak sedikit kita temui adanya anak perempuan yang bertingkah laku seperti anak laki-laki atau yang kita kenal dengan sebutan anak tomboy. Anak perempuan yang tomboy biasanya lebih suka mainan mobil-mobilan, main bola, perang-perangan, manjat pohon bahkan berkelahi dari pada bermain seperti anak perempuan pada umumnya. Hal ini biasanya disertai dengan cara berpakaian juga, sikecil lebih suka memakai celana dan kemeja dari pada memakai rok dan gaun.
Definisi tomboy mengacu pada tingkah laku anak yang dikaitkan dengan jenis kelamin. Perilaku tomboy ini dianggap kategori normal atau wajar untuk anak usia balita yang sedang pada tahap suka meniru perilaku orang lain. Meskipun begitu banyak orang tua yang mengkhawatirkan perilaku tomboy yang ditunjukkan oleh buah hatinya, karena takutnya perilaku tomboy ini akan terbawa hingga anak dewasa.
Sedangkan faktor penyebab perilaku tomboy ini adalah karena faktor GENETIK dan LINGKUNGAN.
>> Faktor Genetik
Faktor genetik ini sudah ada sejak anak dalam kandungan, menurut beberapa ahli hal ini terkait dengan tingginya kadar hormon testosteron ( hormon khas kaum laki-laki )yang ada didalam tubuh sang ibu saat mengandung dulu. Karena jika kadar hormon testosteron ibu saat hamil berada diatas normal, maka kemungkinan anak menjadi tomboy. Dan sebaliknya jika kadar hormon testosteron ibu saat hamil dibawah rata-rata maka si anak perempuan itu tadi jadi feminim. Hormon testosteron sendiri memang sudah ada pada tubuh wanita tetapi jumlahnya sedikit tidak sebanyak pada pria. Sedangkan pada pria hormon ini bertanggungjawab pada pertumbuhan seks sekunder pria, contohnya pertumbuhan jenggot, kumis, dan perubahan suara.
>> Faktor LIngkungan
Pada faktor lingkungan perilaku tomboy ini terjadi karena pola asuh yang salah dari lingkungannya. Karena orang tua lebih suka memakaikan baju lelaki dari pada baju anak perempuan. Biasanya hal ini terjadi pada orang tua yang menginginkan anak laki-laki. Apalagi sikap maskulin yang diterapkan bisa membuat anak berlaku maskulin juga. Hal tersebut bisa juga terjadi pada anak laki-laki yang diperlakukan secara feminim maka sikapnya juga akan menjadi feminim. Selain itu faktor lingkungan yang juga mempengaruhinya adalah jika anak perempuan tadi memiliki saudara laki-laki yang berpengaruh kuat pada dirinya. Hal ini dikarenakan semua yang dilakukan saudara lelakinya selalu ditiru olehnya. Maka hal tersebut bisa memicu perilaku si anak tadi menjadi tomboy karena faktor lingkungan tersebut.
Perilaku tomboy ini sebenarnya bisa dicegah, meskipun itu karena faktor genetik tetap bisa dilakukan yaitu dengan cara menekan faktor lingkungan untuk tidak ikut membentuk perilaku tomboi ini. Sebenarnya tidak ada salahnya memakaikan kemeja dan celana, main bola dan kegiatan lainya yang berhubungan dengan kebiasaan anak laki-laki pada anak perempuan kita, asalkan semua itu tidak berpengaruh pada pembentukan kepribadiannya.
Sebaiknya sebagai orang tua juga perlu menjelaskan sejak dini mana sikap atau perilaku yang sesuai dengannya. Terutama saat saat masa balita karena dalam usia ini anak masih dalam tahap mencari perilakunya dikemudian hari. Bedakan dengan jelas sesuai dengan jenis kelaminnya. Tentunya dengan penjelasan yang bisa dimengerti oleh sikecil disertai contoh-contoh yang nyata. Orang tua juga perlu berhati-hati dalam membentuk pribadi sikecil. Apabila dalam proses pembentukan pribadi ini kurang tepat, maka prilaku tomboy ini kemungkinan akan semakin kuat terbentuk pada diri anak dan bila dibiarkan mungkin prilaku tomboy ini akan terbawa hingga si anak dewasa. Semoga Bermanfaat….@@@
Tambahkan Komentar Sembunyikan